SDN 1 SUKAMERANG -
NILAI BUKAN SEGALANYA BAGI ANAK DIDIK. Pembagian rapot sudah usai, bahkan sekarang memasuki hari libur. Ada yang bahagia dan sudah pasti banyak yang tidak begitu senang karena tidak mendapatkan prestasi dikelasnya.
Mengalami hal seperti itu para orang tua sebaiknya paham dengan penilaian tersebut agar bisa lebih bijak dalam menyikapi anak anaknya dirumah.
1. Nilai Hanya Sebagai Bahan Evaluasi Anak
Alasan mengapa nilai bukan segalanya bagi anak yang pertama yaitu, Nilai pada sebuah pendidikan diberikan oleh guru hanya untuk bahan evaluasi anak. Guru di akhir pembelajaran, pastinya akan memberikan nilai hasil atau yang disebut dengan rapor. Rapor ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan akademis anak.
Jika ada nilai anak yang rendah di dalam rapor, maka dapat membuat mereka untuk meningkatkan kemampuannya. Selain itu, anak akan berusaha untuk memperbaiki diri dengan berbagai macam cara. Perbaikan diri ini, bisa dilakukan dengan mengubah cara belajarnya, atau mungkin dapat melakukan cara-cara yang lain.
2. Pendidikan Melatih Anak Bersifat Jujur
Bukannya pendidikan ini diharapkan agar anak mampu bersikap jujur? Janganlah menuntut nilai anak untuk selalu baik. Tujuannya agar anak tidak tertekan atau bahkan mereka melakukan banyak kecurangan dan ketidakjujuran hanya untuk mendapatkan nilai tinggi dalam sebuah pendidikan.
Percuma saja jika anak mendapatkan nilai tinggi dari hasil menyontek, karena hal tersebut tidak menunjukkan kemampuannya. Penyebab mereka menyontek karena merasa tertekan agar bisa mendapatkan nilai yang bagus. Oleh sebab itu, sebagai guru Anda tidak perlu menuntut mereka untuk selalu mendapatkan nilai bagus.
3. Pendidikan untuk Media Petualangan Anak
Nilai bukan segalanya bagi anak dalam sebuah pendidikan. Alasannya, dengan pendidikan anak dapat menjadi seorang yang mampu berpetualang. Artinya, anak diharapkan untuk berani menjalankan hidup mereka dalam menghadapi berbagai persoalan yang mereka hadapi.
Seorang anak melalui pendidikan akan dapat berpetualang menemukan banyak hal. Anak dapat memiliki banyak wawasan melalui segala yang mereka pelajari di dunia pendidikan.
4. Usaha Lebih Baik Daripada Nilai
Tingkat kesuksesan seseorang tidak diukur dari nilainya yang baik. Terkadang orang memiliki nilai sekolah yang baik, tetapi mereka belum bisa menjadi seorang yang sukses. Sukses di sini adalah untuk mereka yang dapat meraih impiannya.
Berikanlah motivasi untuk siswa agar mereka tetap meraih segala impiannya, meski nilainya tidak bagus. Usaha dan doa tidak akan pernah mengkhianati hasil. Jadi, penting sekali usaha yang dilakukan seorang anak untuk meraih kesuksesan mereka.
5. Potensi Bakat dan Minat Anak Lebih Penting
Banyak guru dan orang tua yang fokus pada nilai anak, padahal yang terpenting adalah potensi bakat dan minat anak itu lebih diutamakan. Sedangkan, di sekolah nilai ini cenderung pada kemampuan anak di dalam bidang akademis saja dan bukan non-akademiknya.
Anak memiliki potensi bakat dan minat yang berbeda-beda. Sehingga, terkadang anak yang memiliki bakat dan minat dalam bidang non-akademis mendapat nilai yang lebih rendah dibanding mereka yang memiliki bakat dan minat pada bidang akademis.
Jika anak memang kesulitan meraih nilai yang tinggi, Anda bisa membantu mereka meningkatkan potensi yang dimiliki dengan mendukungnya dan memberikan fasilitas yang mereka butuhkan.
6. Praktik adalah Tolak Ukur Sebenarnya
Kebanyakan dalam bidang pendidikan, guru memberikan nilai bagus dari hasil anak mengerjakan soal. Soal-soal tersebut kebanyakan berisi tentang teori-teori saja dan bukan praktik.
Padahal seseorang itu dikatakan baik ketika pada praktiknya dalam kehidupan sehari-hari mereka dapat melaksanakan dengan baik. Jadi, bukan mereka yang memiliki nilai baik dari hasil belajar dan mengerjakan soal yang berisi tentang teorinya saja.
Peranan seorang anak pada kehidupan bermasyarakat yang menentukan tolak ukur mereka di lingkungan masyarakat. Masyarakat lebih melihat anak dari cara bergaul di dalam lingkungannya. Mereka tidak melihat anak dengan nilai atau prestasi yang mereka peroleh di dalam dunia pendidikan.
Di samping memberikan tugas berupa soal-soal, Anda juga bisa memberikan tugas praktik pada anak untuk memastikan bahwa mereka dapat melakukan hal yang sesuai dengan teori yang diajarkan.
7. Hasil Pendidikan Tertinggi Yakni Toleransi
Helen Keller menyatakan bahwa toleransi merupakan hasil pendidikan yang paling tinggi. Bukan nilai akademik yang tertera pada rapor penilaian anak, tetapi sikap toleransilah yang menjadi tolak ukur seorang anak yang berhasil dalam pendidikan.
Sikap toleransi, saling menghargai dan menghormati antar individu dalam berbagai perbedaan yang dimilikinya menjadikan seseorang memiliki arti tersendiri di mata orang lain. Adanya sikap toleransi tersebut nantinya diharapkan seseorang dapat dihargai dan dihormati juga oleh orang lain.